Perkenalkan: Guus Hiddink ‘Sang Juru Selamat’ Sepak Bola Korsel
SEAToday.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo memberikan pelatih asal Korea Selatan (Korsel), Shin Tae Yong Golden Visa pada 25 Juli 2024. Shin jadi WNA pertama yang mendapatkan Golden Visa. Pemberian itu dilakukan karena jasa besarnya dalam memajukan sepak bola Indonesia.
Urusan penghargaan melatih sepak bola bukan melulu milik Shin. Guus Hiddink sudah lebih dulu mencontohkannya. Ia pernah membawa timnas Korsel gemilang di Piala Dunia 2002. Seisi Korsel pun mengapresiasinya. Ia jadi Warga Negara Kehormatan dan namanya diabadikan di stadion bola Gwangju. Begini ceritanya.
Kebahagiaan mengiringi Korsel dan Jepang jadi tuan rumah Piala Dunia 2002. Pemilihan itu jadi hajatan sepak bola dunia pertama yang berlangsung di Benua Asia. Keduanya pun mempersiapkan diri tampil jadi yang terbaik.
Korsel-Jepang tak ingin mempermalukan Asia. Korsel sendiri mulai berbenah. Negeri Ginseng tak saja mengurusi perihal fasilitas dan infrastruktur. Mereka pun mencoba menghadirkan suatu tim yang kuat. Paling tidak, bisa membawa Korsel hingga babak 16 besar.
Syukur-syukur bisa membawa Korsel melaju ke babak perempat final dan jika mampu ke semi final. Pemerintah Korsel pun mencoba melakukan reformasi. Kehadiran pelatih mempuni jadi yang utama. Misi pencarian pun dilakukan. Pilihan diambil. Korsel memilih seorang Guus Hiddink.
“Masyarakat Korea Selatan berharap banyak pada Guus Hiddink, pelatih asal Belanda. Tangannya adem. Ia berhasil membawa Tim Oranye Belanda bersinar cemerlang di Piala Dunia Prancis 1998 hingga ke babak semifinal. Hanya karena apes, mereka tunduk di tangan Brasil lewat adu penalti,” ungkap Irfan Budiman dalam tulisannya di majalah Tempo berjudul Tim Korea Selatan: Berharap Pada Mitos, 2 Juni 2002.
Gemilang Bersama Guus Hiddink
Pengalaman Guus Hiddink dalam melatih dibutuhkan untuk membangun skuad Korsel. Bekas pelatih PSV Eindhoven itu mulai meramu siapa saja yang berhak berlaga membela Korsel. Ia mendapatkan masalah. Korsel hanya memiliki dua bintang yang bersinar di luar Korsel.
Penyerang sayap di Anderlencht, Seol Ki Hyeon dn penyeran Ahn Jung Hwan dari Perugia. Sisanya Guus Hiddink terpaksa mengambil 16 pemain dari K-League. Skuad pun akan dilengkapi dengan lima pemain dari J-League (liga utama Jepang).
Opsi itu jelas tak menguntungkan. Guus Hiddink harus kerja keras lagi dalam mencari kandidat yang tepat untuk mengisi Squad. Tantangan itu diambilnya. Ia meminta restu Asosiasi Sepak Bola Korsel, KFA untuk melihat dan memilih talenta langsung.
“Pelatih asal Belanda itu tidak menyukai apa yang didengarnya. Ia memberi tahu KFA bahwa ia akan menerimanya dengan satu syarat: K-League dijadwalkan ulang sehingga ia dapat melakukan kontak harian dengan para pemainnya selama empat bulan sebelum putaran final Piala Dunia. Tidak ada pelatih lain yang memiliki akses yang sama,” ujar Daniel Taylor dalam tulisannya di The Guardian berjudul Sweat and self-belief are the secrets of Hiddink's Korea, 24 Juni 2002.
Urusan pemilihan pemain pun rangkum. Ia mulai mematangkan strategi dan kekompakan tim. Latihan intensif digelorakan. Bongkar pasang strategi dilakukan. Beberapa kali uji coba timnas Korsel asuhan Guus Hiddink memiliki peningkatan yang signifikan.
Guus Hiddink menganggap hal itu sebagai modal bagus. Korsel memang dahulu bisa mengikuti Piala Dunia sebanyak lima kali. Namun, selalu gagal melaju ke fase berikutnya. Mimpi pun digoreskan tinggi-tinggi. Korsel ingin bersinar di negaranyanya sendiri. Paling tidak melaju ke babak selanjutnya.
Acara yang ditunggu-tunggu pun tiba. Korsel tergabung dalam Grup D bersama Portugal, Polandia, dan Amerika serikat (AS). Istimewanya Korsel tampil mengejutkan di Piala Dunia 2002. Korsel mampu keluar sebagai pemuncak Grup D.
Mereka mampu melibas Polandia 2-0. Mereka juga menang melawan Portugal 0-1. Korsel hanya imbang melawan Amerika Serikat 1-1. Korsel menatap Babak 16 Besar. namun, rakyat Korsel terkejut dengan lawan yang akan dihadapi Ksatria Taegeuk.
Korsel akan menghadapi Italia. Dunia banyak meramal Korsel takkan mampu menang. Besar saja bola itu bundar. Korsel mampu membungkam banyak mulut orang dengan menang 2-1.
"Mimpi itu terus berlanjut karena kami telah mencetak rekor baru untuk Korea Selatan. Saya sangat senang dengan para pemain yang mengalami kesulitan di babak pertama melawan tim yang sangat berpengalaman, Italia,” tegas Guus Hiddink dikutip laman The Guardian dalam laporan berjudul Hiddink: I'm very, very happy, 18 Juni 2002.
Modal kemenangan yang didapat lawan Italia membekas. Mental tim asuhan Guus Hiddink sedang tinggi-tingginya. Mereka mampu percaya diri melawan timnas Spanyol. Korsel tak peduli imej Spanyol tim kuat. Mereka hanya tahu bermain dan melawan. Korsel pun menang dalam drama adu pinalti.
Korsel pun jadi negara Asia pertama dalam sejarah yang mampu melaju hingga semi final. Korsel kala itu melawan Jerman dan kalah 0-1. Kekalahan itu membuat seisi Korsel menyalahkah Guus Hiddink dan pemain. Tidak pula menyalahkan mereka ketika kalah di perebuatan tempat ketiga melawan Turki 3-2.
Pahlawan Abadi Korsel
Prestasi Guus Hiddink membawa Korsel melaju sampai semi final Piala Dunia dianggap fantastis. Korsel pun jadi negara Asia pertama yang pernah sampai semi-final. Rakyat Korsel pun seraya sepakat menyebut Gus Hiddink sebagai pahlawan.
Semua orang ingin berfoto dengan Guus Hiddink. Poster dan patung hiddink yang dijual di berbagai tempat laris manis. Apresiasi pun dilakukan agen-agen perjalanan di Korsel. Mereka mulai memasukan tur wisata ke Varsseveld, Belanda. Bahkan, Guus Hiddink lebih dikenal dibanding Raja Belanda.
'Terakhir kali saya berada di Korea Selatan, saya sedang berjalan di jalan dan kebetulan bertemu seseorang yang lewat. Saya menunjukkan kepadanya foto Raja Willem-Alexander dari Belanda dan saya. Saya bertanya kepadanya apakah dia mengenal pria itu. Dia menjawab: Itu pasti pengawal Anda,” cerita Guus Hiddink dikutip Chris Barker dalam tulisannya di Hanzemag berjudul Eternal Korean Hero Guus Hiddink, 10 April 2017.
Pemerintah Korsel dan perusahaan swasta ramai-ramai mengapresiasi Guus Hiddink. Pemerintah pun menjadikan Gus Hiddink sebagai Warga Negara Asing Kehormatan pertama di Korsel. Ia diberikan vila di Jeju.
Maskapai andalan Korsel, Korean Air dan Asiana Airlanes memberikan penerbangan gratis seumur hidup kepadanya. Perusahaan taksi di seluruh Korsel pun tak mau ketinggalan memberikan Guus Hiddink tumpangan gratis seumur hidup.
Puncak dari segalanya Kota Gwangju menggantikan nama stadion sepak bola mereka dengan nama Guus Hiddink Stadium. Suatu tradisi puncak ketika seseorang dapat membawa kejayaan dalam dunia sepak bola.
Guus Hiddink bak menamat sepak bola Korsel. Kini, orang Korsel menganggapnya sebagai Pahlawan Abadi, Sang Juru Selamat Sepak Bola Korsel.
Recommended Article
Sport Update
Free MRT and Shuttle Bus Access for Indonesia vs Japan and Saudi...
Shuttle bus services will operate from Senayan and Istora MRT stations. A total of 20 Garuda Shuttle units and 15 Aqua Shuttle units will be available, with multiple pick-up points provided.
Positive Signs for Persib as David da Silva Returns to Scoring
Persib Bandung’s star striker, David da Silva, is back on track. The top scorer of last season’s BRI Liga 1 showcased his sharp instincts on November 9
Kevin Diks Is Ready to Play Against Japan?
Kevin Diks is confirmed to play for Indonesia’s national team in their match against Japan on (11/15/2024).
PSSI Chairman Erick Thohir's Hopes for Kevin Diks Ahead of Potent...
Indonesian Football Association (PSSI) Chairman Erick Thohir expressed optimism about Kevin Diks' impact on the national team's defense
Popular Post
Indonesia Climbs Four Spots in FIFA Rankings, Erick Thohir Praise...
Indonesia’s national football team has risen four spots in the FIFA rankings, now sitting at 129th.
Indonesian National Footbal Team Prospects Justin Hubner Set to O...
Justin Hubner will undergo an oath-taking procession as an Indonesian citizen (WNI) in Jakarta on Wednesday (12/6).
Indonesian Women Singles Ruzana Wins Sri Lanka International Seri...
Indonesian women's singles badminton player Ruzana won the Sri Lanka International Series 2024 tournament held at the Indoor Stadium Galle.