• Friday, 15 November 2024

Kisah Hidup ‘Sempurna’ Bintang Sepak Bola Ricardo Kaka

Kisah Hidup ‘Sempurna’ Bintang Sepak Bola Ricardo Kaka
Ricardo Kaka saat membela AC Milan | Twitter/X @KAKA

SEAToday.com, Jakarta-Penyataan Caroline Celico yang menceraikan bintang sepak bola dunia, Ricardo Kaka menghebohkan jagat dunia maya. Alasannya Celico menceraikan suaminya pada 2015 dianggap di luar nalar. Celico menganggap Kaka sebagai sosok sempurna jadi masalah utama.

Kaka tak pernah menyakitinya. Tidak pula mengkhianatinya. Nampaknya urusan kesempurnaan Kaka justru jadi biang keladi kegagalan kisah cinta. Sesuatu yang harusnya jadi kelebihan. Lalu, bagaimana sempurnanya hidup seorang Kaka?

Rakyat Brasil kerap menganggap sepak bola sebagai salah satu jalan keluar dari kemiskinan. Keyakinan itu dibuktikan dengan hadirnya pesepak bola hebat dari kalangan orang kurang mampu. Merekamemanfaatkan kemiskinan sebagai pelecut persaingan sebagai pemain profesional. Rivaldo dan Romario jadi contohnya.

Pandangan itu tak berlaku bagi pemain sepak bola ternama dunia, Ricardo Izecson dos Santos Leite (Kaka). Pria kelahiran 22 April 1982 ini tidak memenuhi stigma pemain sepak bola asal Brasil umumnya. Kaka tak terlahir miskin. Tidak pula terlahir dengan beban kehidupan yang sulit.

Keluarganya berada dalam lingkungan kelas menengah yang religius di Brasil. Istimewanya keluarga Kaka membebaskan karier sang anak. Kaka didukung penuh menggeluti sepak bola, bukan sepak bola sebagai jalan hidup, melainkan sebagai hobi belaka.

Keterampilan Kaka dalam memainkan si kulit bundar mengubah segalanya. Pintu kesuksesannya sebagai pesepak bola papan atas terbuka lebar. Keluarga Kaka juga sangat mendukung.

Kaka mampu menembus klub, Sao Paolo. Ia bahkan mampu menembus persaingan jadi bagian dari timnas Brasil yang diangkut ke Piala Dunia 2002 Korea-Jepang. Kaka memang tak berperan signifikan saat Brasil juara Piala Dunia 2002. Namun, talentanya mulai dilirik banyak pihak.

Sosok Kaka mulai dilirik banyak klub Eropa. Kaka segera menjatuhkan pilihannya kepada  klub di Liga Italia. Klub itu adalah AC Milan.

Pinangan AC Milan mampu membawa Kaka ke level yang berbeda pada 2003. Bakatnya sebagai playmaker (pengatur serangan) terhitung hebat dan sentral. Tiap gol yang dihasilkan ia selalu membuat gerakan selebrasi bersyukur kepada Tuhan.

Selebrasi itu jadi bukti bahwa Kaka adalah sesosok orang yang religius. Kaka bahkan tak gelap mata. Kala ia menerima gaji besar, ia tak mau menghamburkan uang-uangnya untuk kegiatan tak positif. Ia mendanai kegiatan agama. Kaka juga turut membiayai sekolah adik-adiknya.

Kaka lebih suka membaca kotab Injil dan mendengar nyanyian gospel. Ketaatan Kaka dalam agamanya juga dipertontonkan di lapangan hijau. Ia memainkan bola dengan serius sebagai bakti kepada Sang pecinta. Sebagai selebrasi atas nikmat kesehatan yang diberikan melalui permainan sepak bola.

“Di lapangan, dia pun tampil santun. Jarang dia terlihat memprotes wasit. Setiap kali mencetak gol, dia menengadahkan tangannya ke langit atau membuka kausnya untuk memperlihatkan tulisan-tulisan pujian kepada Tuhan. Salah satunya: I belong to Jesus, yang diperlihatkan saat Milan memenangi Liga Champions dua musim lalu. Hidup Kaka sepenuhnya berada di jalan Tuhan. Baginya, menyepak bola dan menunjukkan keindahan permainan yang terbaik merupakan bakti kepada Tuhan,” ungkap Irfan Budiman dalam tulisannya di majalah Tempo berjudul Manusia 987 Miliar, 15 Juni 2009.

Kesempurnaan Kaka

Karier Kaka sebagai pemain sepak bola kelas dunia kian meroket. Polesan dari pelatih kelas dunia Carlo Ancelotti jadi penentu. Kaka pun bersinar pada musim dari 2004-2007. Kaka tak saja mampu membawa AC Milan juara Liga Italia, tapi ia juga membawa timnya memenangkan Liga Champion (2006-2007).

Kehebatan Kaka diganjar dengan sederet penghargaan individu kelas dunia. Ia tercatat sebagai pemain terbaik dunia: The Best FIFA Men’s Player dan Ballon d’Or. Kaka mendapatkan pujian. Penggemarnya kian bertumbuh dan tersebar di seantero dunia. Proyeksi sempurna Kaka lalu dilengkapi dengan pinangan dari raksasa Spanyol, Real Madrid.

“Kaka mungkin adalah pemain yang paling didambakan di dunia saat ini. Presiden Real Madrid, Ramón Calderón, melihat dirinya sebagai pembelanja terbesar, dan karenanya ia meraih bintang-bintang,” ujar Rob Hughes dalam tulisannya di laman The New York Times berjudul Soccer: A Happy Few in the Rich Man's Game, 31 Juli 2007.

Real Madrid memboyong Kaka pada 2009. Kala itu ia masuk dalam proyek Los Galacticos (proyek pembelian pemain mahal dunia) jilid dua. Ia didatang ke Real Madrid bersamaan dengan bintang sepak bola lainnya, Cristiano Ronaldo. Kaka mencoba mengeluarkan potensi terbaiknya.  

Karier mulus yang dimimpikannya mulai terganggu. Kaka lebih sering cidera dan berada di bangku cadangan, ketimbang bermain.  Kondisi itu mengganggu kariernya. Ia memilih bertahan dan mencoba membuktikan ia yang terbaik, tapi sulit.

Ia mengambil keputusan sulit. Ia pindah dari Real Madrid kembali ke AC Milan pada 2013. Kepindahan itu terus berlanjut dari AC Milan ke Orlando City pada 2014. Kepindahan itu membuat nama Kaka meredup. Pun ia cerai dengan Istrinya, Caroline Celico pada 2015.

Fase itu jadi masalah. Namun, bukan berarti Kaka menyerah. Pesonanya dalam bermain bola masih diminati banyak klub.  AC Milan dan Sao Paolo terus menyatakan niatan untuk memboyong Kaka kembali.

Pilihan pun diambil Kaka. Ia memutuskan gantung sepatu pada 17 Desember 2017, saat itu usianya 35 tahun. Ia bersyukur kepada Tuhan atas karier sempurnanya di dunia sepak bola hingga mampu meraih penghargaan tertinggi di dunia sepak bola.

Hasilnya tiada penyesalan bagi Kaka meninggalkan dunia sepak bola. Kaka menutup kariernya di dunia sepak bola sebagai pemain dan berucap: Dalam nama Yesus, Amin.

 

 

 

 

 

Share
Sport Update
Shin Tae-yong and Jay Idzes Share Insight into Indonesia's Chemistry Ahead of Japan Clash

Shin Tae-yong and Jay Idzes Share Insight into Indonesia's Chemistry Ahead of Japan Clash

Persib Players Feel Confident Amid Positive Streak

Persib Bandung is proving they’re a force to be reckoned with in the BRI Liga 1 2024/25 season.

Free MRT and Shuttle Bus Access for Indonesia vs Japan and Saudi...

Shuttle bus services will operate from Senayan and Istora MRT stations. A total of 20 Garuda Shuttle units and 15 Aqua Shuttle units will be available, with multiple pick-up points provided.

Positive Signs for Persib as David da Silva Returns to Scoring

Persib Bandung’s star striker, David da Silva, is back on track. The top scorer of last season’s BRI Liga 1 showcased his sharp instincts on November 9

Kevin Diks Is Ready to Play Against Japan?

Kevin Diks is confirmed to play for Indonesia’s national team in their match against Japan on (11/15/2024).