SPORT
Api Olimpiade Terbang dengan Balon Udara, Apa Alasannya?

SEAToday.com, Jakarta - Api Olimpiade Paris 2024 menyala di atas sebuah balon udara setelah prosesi upacara pembukaan (opening ceremony) yang berlangsung setelah empat jam lebih di pusat kota Paris.
Olimpiade Paris 2024 melakukan suatu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang sejarah Olimpiade modern. Prosesi opening ceremony yang digarap oleh direktur artistik Thomas Jolly, dilakukan di jantung kota Paris dan bukan di stadion seperti pada biasanya.
Penyelenggaraan Olimpiade di Paris ini merupakan kali ketiga setelah penyelenggaraan Olimpiade 1900 dan 1924.
Puncak dari upacara tersebut adalah prosesi penyalaan Api Olimpiade yang secara tradisional menandakan bergulirnya Olimpiade. Api tersebut akan menyala selama pergelaran Olimpiade hingga upacara penutupan.
Prosesi penyalaan Api Olimpiade Paris 2024 dilakukan oleh 18 legenda di dunia olahraga mulai dari Zinedine Zidane (sepak bola), Rafael Nadal (tenis), Carl Lewis (sprinter dan lompat jauh), dan Nadia Comaneci (senam), dan Toni Parker (basket).
Olympic Cauldron (kancah Olimpiade) akhirnya dinyalakan oleh Teddy Riner (pemenang tiga kali Olimpiade ) dan Marie-Jose Perec (atlet atletik paling berprestasi Prancis).
Kancah Olimpiade ini terletak di Jardin des Tuilleries yang sejajar dengan ikon-ikon kota Paris, Louvre, Place de la Concorde, Champs-Elysees, dan Arc de Triomphe.
Kancah ini merupakan cincin api dengan diameter tujuh meter dan mengambang dengan bantuan balon udara setinggi 30 meter. Ini juga menjadi kali pertama Api Olimpiade yang utama tidak membara di dalam stadion penyelenggara.
Balon udara tersebut menjadi pesawat pembawa manusia pertama ketika dua penemunya, fisikawan Jacques Charles dan insinyur Nicolas-Louis Robert, melakukan penerbangan singkat.