SPORT
Mengenang 2 Tahun Tragedi Kanjuruhan, Saat Ratusan Aremania Jadi Korban Meninggal Dunia

SEAToday.com, Malang – 1 Oktober 2022 menjadi peristiwa menyedihkan dalam sepak bola Indonesia. Tragedi Kanjuruhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur menewaskan 135 orang yang merupakan suporter Arema FC, Aremania usai pertandingan melawan Persebaya.
Pertandingan Arema FC Vs Persebaya adalah derby Jawa Timur yang penuh gengsi. Persaingan dua tim papan atas Indonesia itu juga menular ke para pendukung mereka yakni Bonek (Persebaya) dan Aremania (Arema FC).
Dalam pertandingan itu Arema FC sebagai tuan rumah terpaksa menerima kekalahan tim tamu Persebaya dengan skor 2-3. Gol Persebaya dicetak oleh Silvio Junior, Leo Lelis, dan Sho Yamamoto sementara Arema FC hanya bisa memperkecil lewat dua gol Abel Camara.
Tragedi mulai terjadi setelah wasit meniup peluit panjang. Sejumlah oknum suporter Aremania masuk ke dalam lapangan. Polisi langsung membubarkan suporter tersebut. Namun sejumlah oknum polisi mengusir suporter menggunakan gas air mata hingga menembakkan ke arah tribun penonton.
Hal itu membuat suporter Arema yang berada di tribun kalang-kabut dan berusaha untuk melarikan diri meninggalkan stadion melalui pintu keluar. Sayangnya akses pintu keluar yang sedikit dan jalur yang sempit membuat banyak suporter terhimpit berdesak-desakkan hingga meninggal dunia.
Tragedi Kanjuruhan bahkan membuat media luar negeri meliputnya, salah satunya New York Times yang memberitakan tragedi itu menjadi yang terparah ke-2 di dunia setelah kejadian serupa pernah terjadi di Peru dengan korban meninggal sebanyak 300 orang.
Proses hukum menjadi pengadil yang paling tepat untuk meminta pertanggung jawaban pihak-pihak yang memang bersalah dalam tragedi tersebut. Beberapa polisi sudah dihukum termasuk ketua panpel pertandingan dan security officer Arema FC yang harus bertanggung jawab. Total ada 5 orang yang ditetapkan sebagai tersangka.
Meskipun sudah dua tahun berlalu namun rasa sedih para keluarga korban tentu tak bisa hilang begitu saja. Kepergian orang yang mereka cintai setelah mendukung tim kebanggaan malah membuat ratusan Aremania tak pulang ke rumah dalam keadaan sehat.