PSSI Investigasi Wasit Kontroversial di PON XXI, Apa Hasilnya?

PSSI Investigasi Wasit Kontroversial di PON XXI, Apa Hasilnya?
Wasit Eko Agus yang kontroversial dalam pertandingan PON XXI Aceh Vs Sulawesi Tengah (Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/pras))

SEAToday.com, Jakarta – PSSI masih terus menyelidiki dan menginvestigasi kejadian kontroversial di pertandingan cabang olahraga sepak bola PON XXI antara Aceh Vs Sulawesi Tengah. Pada pertandingan tersebut Eko Agus Sugiharto menjadi wasit yang mendapat sorotan.

Sebagai wasit Rizki diduga berat sebelah dan banyak memberikan keputusan yang menguntungkan Aceh dan merugikan Sulawesi Tengah. Puncaknya ketika Eko memberikan hadiah penalti untuk Aceh padahal pemain Aceh melakukan aksi diving atau menjatuhkan diri sendiri.

Salah seorang pemain Sulawesi Tengah yakni Muhammad Rizki  langsung emosi dan memukul Rizki sampai si wasit terkapar di lapangan. Eko langsung dievakuasi ke rumah sakit menggunakan ambulans. Eko dikabarkan menjalani perawatan selama beberapa hari di rumah sakit.

Pertandingan itu berakhir antiklimaks karena Sulawesi Tengah memilih untuk walkout dan tak melanjutkan pertandingan karena merasakan kerugian selama pertandingan padahal mereka sudah unggul 1-0.

PSSI akan memutuskan hasil investigasi terhadap wasit tersebut pada sidang yang digelar pada Rabu (2/10). Proses investigasi sudah dimulai sejak 23 September 2024 lalu. Sudah lebih dari seminggu belum ada keputusan yang diputuskan.

Kepada wartawan Sekjen PSSI Yunus Nusi berharap pada sidang (2/10) PSSI bisa segera memutuskannya. “Rabu ada pengembangan dari hasil pemanggilan tujuh orang, tujuh perangkat pertandingan, dan lain-lain ternyata ada pengembangan,” kata Yunus kepada wartawan.

Selain penyelidikan terkait kepemimpinan Eko sebagai wasit, PSSI juga memproses kejadian pemukulan terhadap Eko oleh Rizki. Tentu saja ada hukuman berat yang bisa diterima Eko atau Rizki atas kasus kepemimpinan sebagai wasit dan pemukulan kepada wasit.

Bisa saja keduanya diberikan larangan untuk tidak boleh memimpin pertandingan atau bermain sepak bola seumur hidup. Itu merupakan sanksi yang paling berat bagi keduanya. Sementara ada sanksi-sanksi yang bisa diterima seperti hukuman larangan memimpin pertandingan atau bermain sepak bola dalam kurun waktu sebentar.