• Minggu, 22 September 2024

Sisi Lain CEO IBL Junas Miradiarsyah: Jadi Bassist Band Hardcore Stepforward

Sisi Lain CEO IBL Junas Miradiarsyah: Jadi Bassist Band Hardcore Stepforward
Sisi lain CEO IBL Junas Miradiarsyah, penyuka musik hardcore. (Istimewa, digital imaging: SEAToday.com)

SEAToday.com, Jakarta – CEO IBL (Indonesian Basketball League) Junas Miradiarsyah ternyata juga seorang musisi. Junas tercatat menjadi pemain bass (bassist) Stepforward, salah satu band hardcore asal Jakarta yang memulai kariernya sejak akhir tahun 1990-an.

Junas bersama ketiga personel Stepforward lainnya yakni Jill Van Diest (vokal), Ricky Siahaan (gitar) dan Fajar Arifan (drum) kerap mamanaskan panggung dengan dentuman lagu-lagu cadas yang memancing stage diving penonton.

Sebenarnya Stepforward sempat vakum selama beberapa tahun karena kesibukan masing-masing personelnya di luar band. Jill sang vokalis dikenal sebagai penyiar radio, Ricky juga aktif sebagai gitaris Seringai dan jurnalis majalah musik, dan Fajar yang juga bagian dari unit Alexa dan gemar berolahraga hingga jadi brand ambassador beberapa produk.

Namun meski memiliki kesibukan, Stepforward tetap eksis sampai sekarang. Beberapa kali mereka tampil di panggung off air dan menjadi pengisi acara festival musik tanah air, salah satunya Syncronize Festival beberapa waktu silam.

Stepforward juga sudah mengeluarkan piringan hitam untuk para fans yang merindukan karya-karyanya. Karena masing-masing personel sibuk bekerja, biasanya Stepforward banyak mengambil tawaran manggun setiap akhr pekan.

Sibuk sebagai musisi Junas sosok yang profesional. Dalam kesehariannya dia menjadi CEO IBL. Memiliki tanggung jawab yang tak mudah namun dia optimis bisa mencapai target-targetnya dengan baik, yakni menjadikan kompetisi basket di Indonesia menjadi salah satu banyak yang terbaik di Asia.

Dalam sesi wawancara beberapa waktu silam di kantor IBL Jakarta, Junas mengenang dirinya sudah mengenal olahraga basket sejak masih kecil. “Saat SD saya udah main sama yg SMP. Kemudian levelnya juga udah ngikutin, jadi buat seumuran saya waktu itu cukup kompetitif.Terus kemudian waktu SMP ya karena level saya udah di situ, waktu itu direkrut sama tim Satria Muda,” kenang Junas.

Kecintaan Junas dengan basket terus-menerus diasah sampai memasuki dunia kerja. Kala itu Junas yang pernah kerja di majalah hingga stasiun radio berkesempatan menjadi manajer tim basket pertamanya yakni Panasia Senatama.

Sejak tahun 2019 Junas menjadi CEO IBL. Junas bersyukur selama lima tahun banyak kemajuan IBL yang berhasil dilakukannya. Terbukti dari indikator pencapaian yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

“Kompetisinya dulu hanya satu setengah bulan, kemudian udah menjadi tiga bulan, sekarang udah menjadi tujuh bulan. Jumlah pesertanya waktu itu hanya sembilan, sekarang sudah empat belas jumlah pertandingannya. Yang itu juga terus setiap tahun bertambah, itu dari sisi produk. Kemudian untuk menjadi daya tarik apa? Ini kita belum bicara dari sisi hiburannya ya. Untuk bisa dinikmati, maka pertandingannya harus menarik kan? Nah kita bikin sedemiikian rupa supaya pemain-pemain Itu juga pemain yang terbaik yang ada,” tutur Junas.

Selama menjadi CEO IBL, Junas menjalani transparansi. Setiap hal di IBL coba dia buka agar diketahui oleh banyak pihak di luar IBL. “Kita di IBL ini prinsipnya transparansi. Jadi banyak yang dulu biasanya tidak dibuka kita coba buka,” tambah Junas.

Walau berhasil sebagai CEO IBL, namun Junas masih memiliki tantangan yang cukup besar. Menurutnya fasilitas basket di banyak daerah di Indonesia belum merata karena hanya di beberapa kota besar saja.

“Tantangan nomor dua adalah dari sisi human resource-nya. Karena ini kan baru. Biasanya yang menyelenggerakan itu kan selalu liga. Nah, sekarang apa yang dilakukan oleh liga dengan format Home and Away ini harus dilakukan oleh seluruh tim. Bayangin tadi 14 tim dengan standarisasi yang sama. Nah, untuk bisa dikeluarkan itu kan knowledge-nya, experience-nya, itu kan harus dibangun. Dan memang perlu waktu. Kita nggak bisa dan kita sadar nggak bisa dalam waktu satu tahun langsung. Dan kita udah pelajarin juga format ini, namanya kita lagi belajar ya, kan kita harus benchmarking waktu itu. Makanya kita ada kerja sama dengan Liga Jepang, nanti kita juga ada beberapa negara kerjasama, kita ada benchmarking supaya bisa belajar apa yang mereka lakukan. Dan yang mereka lakukan itu semuanya memang perlu waktu,”pungkas Junas

 

Share
Info Olahraga
Olimpiade Paris 2024: Belgia Mundur dari Triathlon Campuran, Setelah yang Berenang di Sungai Seine Jatuh Sakit

Olimpiade Paris 2024: Belgia Mundur dari Triathlon Campuran, Setelah yang Berenang di Sungai Seine J...

Momen Langka Atlet Korea Selatan dan Korea Utara Selfie Bersama d...

Momen langka pemain tenis meja Korea Utara dan Korea Selatan berpose selfie bersama di podium Olimpiade Paris 2024 usai mengalungi medali, Selasa, 30 Juli 2024.

Jadwal Bulu Tangkis Wakil Indonesia di Olimpiade Paris 2024, Sela...

Atlet bulu tangkis Indonesia siap kembali berlaga di Olimpiade Paris 2024, Selasa, 30 Juli 2024.

Olimpiade Paris 2024: Anthony Sukasini Ginting Raih Kemenangan Pe...

Pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting menaklukkan atlet asal Amerika Serikat, Howard Shu dua set langsung di Olimpiade Paris 2024, Minggu (28/7) dalam waktu 34 menit.

Olimpiade Paris 2024: Gregoria Memenangkan Pertandingan Pertama,...

Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung berhasil menaklukkan Pulona Buhrova, atlet Ukraina di Olimpiade Paris 2024 pada Minggu (28/7).

Trending Topics