• Friday, 15 November 2024

Lautan Manusia Menyambut Pahlawan Olimpiade Barcelona, Susi Susanti dan Alan Budikusuma

Lautan Manusia Menyambut Pahlawan Olimpiade Barcelona, Susi Susanti dan Alan Budikusuma
Momentum kepulangan pahlawan olahraga Indoensia, Susi Susanti dan Alan Budikusuma ke Jakarta pada 12 Agustus 1992 | Majalah Dharmasena/ANTARA

SEAToday.com, Jakarta - Pawai juara Olimpiade Paris berlangsung di Jakarta pada 15 Agustus 2024. Pawai itu menghadirkan Tiga peraih medali Olimpiade Paris 2024 Rizki Juniansyah (emas angkat besi), Veddriq Leonardo (emas panjat tebing), dan Gregoria Mariska Tunjung (perunggu bulu tangkis tunggal putri).

Sambutan masyarakat tak begitu ramai, apalagi di hari kerja. Beda hal dengan suasana penyambutan peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992: Susi Susanti dan Alan Budikusuma. Arak-arakan peraih emas cabang bulu tangkis itu disambut dengan antusias. Jalanan Jakarta seraya jadi lautan manusia. Begini ceritanya.

Performa atlet bulu tangkis Indonesia pernah mendapatkan sorotan tajam di era 1980-an. Atlet Indonesia kerap pulang tanpa gelar dalam hajatan bulu tangkis kelas dunia. Suatu fakta yang cukup mengkhawatirkan karena atlet bulu tangkis Indonesia harus berlaga di Olimpiade Barcelona 1992 mendatang.

Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) hanya dapat melihat peluang Indonesia meraih emas hanya lewat Susi Susanti. Pebulutangkis tunggal putri itu dianggap punya performa yang paling stabil. Beda hal dengan tunggal putra yang menghadirkan Ardy B. Wirawinata, Alan Budikusuma, dan Hermanto Susanto.

PBSI hanya berani menargetkan perunggu. Ganda putra juga sama sekalipun diperkuat nama mentereng Eddy Hartono/Rudy Gunawan dan Ricky Subagja/Rexy Mainaky. Ganda putri tak jelas hilalnya dan ganda campuran belum dimainkan.

PBSI tak ingin mendengar komentar miring. Mereka hanya fokus mempersiapkan atletnya. Legenda Bulu Tangkis Indonesia, Rudi Hartono bahkan turun gunung jadi pelatih. PBSI berharap atletnya dapat menunjukkan kemampuan terbaik.

“Sekarang tergantung mental, kelihaian, kecermatan, dan kecepatan pemain, mengembalikan kekuatannya (recovery). Angan-angan yang terlampau besar sering tidak sesuai dengan kenyataan. Optimisme malah bisa jadi boomerang. Target pun akan terasa menjadi beban mengganduli. Maka jangan membuai dan meninabobokan mereka,” ujar Ketua Bidang Pembinaan PB PBSI, M.F. Siregar dikutip Widi Yarmanto dan Mudrajad Kuncoro di majalah Tempo berjudul Sasaran Utamanya Kan Barcelona, 21 Maret 1992.

Emas di Barcelona

Olimpiade Barcelona 1992 terasa istimewa. Hajatan kelas dunia itu untuk pertama kalinya memasukkan bulu tangkis sebagai olahraga yang diperlombakan secara resmi. Cabang bulu tangkis pun menghadirkan empat kelas yang dipertandingkan: tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, dan ganda putri.

Tim bulu tangkis Indonesia datang dengan skuad terbaiknya. Mereka mencoba membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia dapat bersinar dalam cabang bulu tangkis. Mereka akan bermain di Pavelló de la Mar Bella dari 28 Juli hingga 4 Agustus 1992.

Susi Susanti tampil percaya diri. Ia mampu lolos dengan mudah hingga ke perempat final. Ikon tunggal putri Indonesia bahkan mengalahkan lawan-lawannya dengan skor telak. Ia mengalahkan tunggal putri Thailand, Somharuthai Jaroensiri dengan skor 11-6 dan 11-1 di perempat final.

Ia mampu melangkah lebih lanjut kala mengalahkan tunggal putri China, Huang Hua dengan skor 11-3 dan 11-1 di babak semi final. Partai puncaknya Susi berjumpa dengan tunggal putri Korea Selatan yang sedang naik daun Bang Soo Hyun.

Permainan mulai panas sejak sejak pertama. Susi kalah dengan skor 5-11. Ia bangkit di set kedua kemudian ketiga, masing-masing dengan skor 11-5 dan 11-3. Kemenangan itu menjadi sejarah baru bagi dua bulu tangkis Indonesia dan juga keikutsertaan Indonesia di Olimpiade: Emas pertama.

“Akhirnya, Indonesia berhasil meraih medali emas pertama. Bendera merah putih berkibar di Pavello de la Mar Bella, gedung tempat pertandingan bulu tangkis digelar pada hari itu, 4 Agustus 1992. Lagu "Indonesia Raya" berkumandang untuk pertama kalinya di kancah Olimpiade,” ungkap M.F. Siregar sebagai ditulis Brigitta Isworo Laksmi dan Primastuti Handayani dalam buku M.F. Siregar: Matahari Olahraga Indonesia (2008).

Tunggal putra yang awalnya hanya ditargetkan medali perunggu justru melaju lebih jauh. Ketiga tunggal putra – Alan, Ardy, Susanto mampu melaju ke babak semi final. Ardy berjumpa dengan susanto. Lalu Alan menantang bintang bulu tangkis Denmark, Stuer-Lauridsen.

Hasilnya, All Indonesian Final tersaji di Pavello de la Mar Bella. Ardy memang lebih diunggulkan oleh publik ketimbang Alan untuk menang. Hasil di atas kertas dan di atas lapangan bulu tangkis nyatanya berbeda. Alan justru mampu menunjukkan semangat petarung di arena bulu tangkis.

Kerja keras tak mengkhianati hasil. Alan menang dua set langsung 2-11 dan 13-18. Kemenangan Alan menjadi sejarah baru. Alias, emas kedua bagi Indonesia. Ardy harus puas dengan medali perak.

Susanto pun mengikuti dengan menyumbang medali perunggu. Ganda putra Indonesia pun tak mau kalah. Eddy Hartono dan Rudy Gunawan juga menyumbang media perak untuk Indonesia. Gemilangnya prestasi atlet bulu tangkis disambut dengan gegap gempita oleh rakyat Indonesia.

Sambut Pahlawan Olimpiade

Momentum bersejarah Indonesia mendapatkan emas olimpiade di cabang bulu tangkis jadi berita besar di Nusantara. Rakyat Indonesia untuk sejenak mengambil jeda dari urusan politik, ekonomi, dan segala macamnya. Mereka mencoba berpesta merayakan kemenangan Susi dan Alan.

Pemerintah Indonesia pun mencoba menyiapkan acara penyambutan para pahlawan Olimpiade Barcelona. Pawai juara coba digelar pada 12 Agustus 1992. Penyambutan kontingen Indonesia dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta. Tak disangka antusias warga Jakarta membludak.

Kedatangan 47 atlet dan 22 ofisial disambut dengan meriah. Mereka semua dikalungi bunga oleh pejabat pemerintah Orde Baru. Bahkan, Susi dan Alan mendapatkan tempat spesial. Pemerintah bahkan memberikan anugerah Bintang Tanda Jasa Utama RI kepada keduanya.

Arak-arak keliling Jakarta dimulai dan disambut dengan meriah. Susi dan Alan berada di dalam mobil beratap terbuka. Mereka melewati jalan besar di Jakarta dari Jalan Gatot Subroto , MH. Thamrin hingga Ancol sebagai garis finis.

“Arak-arakan melibatkan tidak kurang dari 400 kendaraan roda empat, dan 2.600 kendaraan roda dua, dari segi massa, paling tidak telah melampaui rekor arak-arakan kampanye pemilu yang baru lalu. Ini terlihat dari jumlah penonton yang memadati jalan sepanjang rute yang dilalui peserta pawai,” tertulis dalam laporan majalah Dharmasena berjudul Kedatangan Sang Juara, edisi No. 8 Agustus 1992.

Antusias warga Jabodetabek yang menyambut tak kalah besar. Ratusan ribu orang mulai memadati jalan-jalan besar di Jakarta bak lautan manusia. Mereka yang menyambut dari anak-anak hingga dewasa. Mereka mencoba melihat langsung pahlawan olahraga Indonesia.

Jakarta jadi macet total. Kemacetan di jalan-jalan besar sampai berlangsung hingga lima jam. Kondisi itu karena arak-arakan dilakukan bertepatan dengan jam warga Jabodetabek pulang kerja. Orang-orang mulai memenuhi jalanan dan mencoba bersalaman dengan atlet bulu tangkis. Puncaknya acara pawati juara dituntaskan di Ancol dengan ragam hiburan seperti musik.

Kondisi Jakarta macet total pun dianggap wajar. Momentum Indonesia mendapatkan dua emas sekaligus di olimpiade belum tentu akan terulang dalam waktu dekat. Benar saja, Indonesia baru memperoleh dua emas lagi pada Olimpiade Paris 2024. Itupun bukan cabang bulu tangkis yang menyumbang emas.  

       

Share
Sport Update
Shin Tae-yong and Jay Idzes Share Insight into Indonesia's Chemistry Ahead of Japan Clash

Shin Tae-yong and Jay Idzes Share Insight into Indonesia's Chemistry Ahead of Japan Clash

Persib Players Feel Confident Amid Positive Streak

Persib Bandung is proving they’re a force to be reckoned with in the BRI Liga 1 2024/25 season.

Free MRT and Shuttle Bus Access for Indonesia vs Japan and Saudi...

Shuttle bus services will operate from Senayan and Istora MRT stations. A total of 20 Garuda Shuttle units and 15 Aqua Shuttle units will be available, with multiple pick-up points provided.

Positive Signs for Persib as David da Silva Returns to Scoring

Persib Bandung’s star striker, David da Silva, is back on track. The top scorer of last season’s BRI Liga 1 showcased his sharp instincts on November 9

Kevin Diks Is Ready to Play Against Japan?

Kevin Diks is confirmed to play for Indonesia’s national team in their match against Japan on (11/15/2024).