Sihir Susi Susanti dan Kemenangan Tim Bulu Tangkis Putri Indonesia di Uber Cup 1994
SEAToday.com, Jakarta-Mimpi pebulutangkis putri Indonesia dapat memenangkan Uber Cup 2024 kandas. Indonesia menelan kekalahan dari tuan rumah Tiongkok, 0-3. Kekalahan itu menyakitkan. Tim putri Indonesia hanya mampu meraih posisi runner-up. Walaupun mulanya tim putri hanya ditargetkan sampai semi final.
Kekalahan itu menambah daftar panjang perseteruan Indonesia atas Tiongkok. Kondisi itu jauh berbeda dengan penyelenggaraan Uber 1994. Pebulutangkis putri Indonesia mampu tampil garang atas pebulutangkis putri Tiongkok. Kenapa bisa begitu?
Tim putri Indonesia sering menelan pil pahit dalam penyelenggaraan Uber Cup. Suatu kejuaraan internasional untuk nomor beregu. Prestasi pebulutangkis Indonesia secara individu cukup mentereng. Namun, dalam format beregu beda lagi. Kerja sama antara tim masih kurang.
Racikan atlet bulu tangkis pun masih belum maksimal. Masalah itu harus dibayar mahal. Indonesia sering kali hanya jadi peserta yang meramaikan Uber Cup saja. Tim Uber lalu diremehkan di negeri sendiri. Mereka kerap jadi nomor dua, setelah tim putra.
Harapan baru hadir dalam penyelenggaraan Uber Cup 1975. Indonesia jadi tuan rumah. Saat itu skuad Indonesia cukup kuat. Mereka tak lain Minarni, Taty Sumirah, Utami Dewi, Theresia Widiastuty, Imelda Wigoena, dan Regina Masli.
Formula itu membuat Indonesia mampu meraih Uber Cup untuk pertama kalinya. Para Srikandi Indonesia itu mengandaskan mimpi tim putri Jepang 5-1. Kemenangan itu jadi dasar Indonesia mematok target kemenangan dalam tiap kontestasi Uber Cup. Masalahnya target menang dianggap cukup sulit.
Kesulitan Juara
Mentok-mentok Indonesia hanya mampu meraih posisi runner-up. Indonesia meraih posisi runner-up pada penyelenggaraan Uber Cup 1978, 1981, 1986. Tim Uber pun dianggap kembali ke fase kemunduran.
Belakangan asa kemenangan baru muncul pada penyelenggaraan Uber 1994. Indonesia memiliki bintang baru di dunia bulu tangkis putri. Sosok itu adalah Susi Susanti. Kehebatan Susi Susanti dalam dunia bulu tangkis tak diragukan.
Ia mampu meraih penghargaan tertinggi dalam dunia bulu tangkis, medali emas Olimpiade Barcelona 1992. Raihan prestasi itu membuat Susi digadang-gadang mampu memberikan energi positif dalam tim putri yang akan berlaga di Uber Cup 1994.
Pendukungnya pun mulai bermunculan dan tumpah ruah saat menyambut kedatangan idolanya dari Barcelona pada 1992. Jakarta dibuat tak bergerak.
“Karena begitu antusiasnya warga Jakarta yang ingin menyaksikan pawai sang juara, membuat jalanan utama di Jakarta macet selama hampir lima jam. Kemacetan total mulai terjadi dari Bunderan Semanggi, menuju Jalan Sudirman dan Thamrin. Apalagi pawai tersebut bertepatan dengan jam bubar kantor sehingga banyak warga Jakarta, baik yang berada di hotel-hotel, dan pertokoan turun ke jalan menyaksikan arak-arakan yang panjangnya lebih dari lima kilometer,” tulis laporan majalah Dharmasena berjudul Kedatangan Sang Juara, edisi 08, Agustus 1992.
Rebut Kembali Uber Cup
Kehadiran Susi Susanti membawa target besar dalam penyelenggaraan Uber Cup 1994. Indonesia pun didaulat sebagai tuan rumah. Suatu hal yang membuat beban tim putri Indonesia tambah besar. Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) lalu mencari sisa Srikandi bulu tangkis lainnya.
Tim Putri lalu muncul dengan skuad lengkap. Mereka adalah Susi Susanti, Meiluawati, Eliza Nathanael, Zelin Resiana, Finarsih, Lili Tampi, dan yang termuda Mia Audina. Racikan itu membawakan hasil. Tim putri Indonesia tampil percaya diri dalam tiap pertandingan.
Kepercayaan diri itu membawa Indonesia memenangkan tiga laga di penyisihan Grup. Indonesia menang lawan Thailand 5-0, Denmark 3-2, dan Swedia 5-0. Indonesia pun berhak melaju ke semi final dengan status juara grup. Di semi final tim Korea Selatan sudah menanti Indonesia.
Indonesia mampu menang melawan Korea Selatan 4-1. Kemenangan itu menjadi bukti semangat tim putri Indonesia belum habis. Mereka melangkah ke final melawan juara bertahan China. Perkara melawan Tiongkok bukan hal mudah.
Susi Susanti yang turun pada partai pertama percaya diri. Ia mampu menang dua set langsung melawan Ye Zhaoying dengan skor 11-4 dan 12-10. Kemenangan juga diraih oleh Finarsih-Lili Tampi. Poin jadi 2-0. Nomor tunggal putri Yualiani Santosa dan ganda putri Eliza Nathanael-Zelin Resiana tak tampil menjadikan.
Poin Indonesia lalu disamakan China 2-2. Beban Indonesia lalu berada di punggung bocah berusia 14 tahun, Mia Audina. Mulanya banyak yang pesimis Mia mampu menang melawan Zhang Ning. Namun, Mia mampu membuktikan dirinya yang terbaik.
Permainan seru terjadi. Awalnya Mia unggul 11-7. Kemudian, skor berbalik jadi kemenangan Zhang Ning dalam set kedua pada 10-12. Babak penentuan pun digelar. Penonton di Istora Senayan pun tegang bukan main. Mia nyatanya membuat kejutan dengan unggul 11-4. Indonesia pun menang 3-2.
“Begitu piala badminton beregu putri itu menetap kembali di Jakarta, gempita di Senayan juga tidak terelakkan. Isak tangis pemain, pelatih, dan pengurus PBSI tidak terbendung. Mia Audina, penentu sukses itu, disanjung suporter dalam gema histeris: Hidup Mia, hidup Mia,” ujar Wahyu Muryadi dan Rihad Wirando di dalam laporan majalah Tempo berjudul Piala Thomas Diuber, Piala Uber Diraih, 28 Mei 1994.
Gemuruh suara menyambut kemenangan hadir dari segala penjuru Istora Senayan. Mereka yang menyaksikan pertandingan lewat televisi tak kalah histeris. Akhirnya, penantian Indonesia selama 19 tahun terbayar lunas.
Susi Susanti nyatanya mampu menjaga asa tim putri Indonesia untuk menang. Walaupun mulanya mereka tak diunggulkan. Kemenangan itu jadi bukti bahwa eksistensi atlet bulu tangkis besar dan berpengalaman mampu memberikan energi positif, dan melampau prediksi banyak orang.
Recommended Article
Sport Update
Persib Players Feel Confident Amid Positive Streak
Persib Bandung is proving they’re a force to be reckoned with in the BRI Liga 1 2024/25 season.
Free MRT and Shuttle Bus Access for Indonesia vs Japan and Saudi...
Shuttle bus services will operate from Senayan and Istora MRT stations. A total of 20 Garuda Shuttle units and 15 Aqua Shuttle units will be available, with multiple pick-up points provided.
Positive Signs for Persib as David da Silva Returns to Scoring
Persib Bandung’s star striker, David da Silva, is back on track. The top scorer of last season’s BRI Liga 1 showcased his sharp instincts on November 9
Kevin Diks Is Ready to Play Against Japan?
Kevin Diks is confirmed to play for Indonesia’s national team in their match against Japan on (11/15/2024).
Popular Post
Indonesia Climbs Four Spots in FIFA Rankings, Erick Thohir Praise...
Indonesia’s national football team has risen four spots in the FIFA rankings, now sitting at 129th.
Indonesian National Footbal Team Prospects Justin Hubner Set to O...
Justin Hubner will undergo an oath-taking procession as an Indonesian citizen (WNI) in Jakarta on Wednesday (12/6).
Indonesian Women Singles Ruzana Wins Sri Lanka International Seri...
Indonesian women's singles badminton player Ruzana won the Sri Lanka International Series 2024 tournament held at the Indoor Stadium Galle.