• Thursday, 17 October 2024

Presiden AFC Asal Bahrain, Aduan Timnas Indonesia Tak Diproses?

Presiden AFC Asal Bahrain, Aduan Timnas Indonesia Tak Diproses?
Presiden AFC asal Bahrain, Salman bin Ebrahim (Sumber Foto: Instagram @salman.bin.ebrahim)

SEAToday.com, Kuala Lumpur – Presiden AFC Salman bin Ebrahim Al Khalifa berasal dari Bahrain. Sementara Timnas Indonesia melalui PSSI sudah mengirimkan surat protes kepada AFC atas kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf di pertandingan Bahrain Vs Indonesia beberapa waktu lalu.

Ada kekhawatiran aduan dari PSSI tidak diproses oleh AFC karena orang nomor satu di organisasi tersebut berasal dari Bahrain bahkan menjadi anggota keluarga Bahrain. Memang setelah beberapa hari protes dilayangkan belum ada langkah atau jawaban dari AFC terkait hal tersebut.

Sebagai Presiden AFC, Salman menjabat sejak 2013. Melansir dari berbagai sumber pria ini lahir pada 2 November 1965. Tentu saja menjadi orang nomor satu di organisasi sepak bola terbesar di Asia, membuat namanya terkenal.

Sheikh Salman adalah anak kedua dari Ibrahim bin Hamad al-Khalifa dan Aisha binti Salman al-Khalifa, sekaligus cucu dari Salman bin Hamad Al Khalifa I, yang merupakan penguasa Bahrain selama puluhan tahun lamanya.

Sebelum menjadi Presiden AFC, Salman juga memimpin Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA) tahun 2002-2013. Lebih dari 10 tahun memimpin organisasi sepak bola membuat Salman memiliki pengalaman dan berhasil jadi Presiden AFC.

Selama menjadi Presiden AFC, Salman melakukan banyak perubahan dalam sepak bola di Asia, salah satunya tentang reformasi dan transparansi tata kelola sepak bola di Asia, dan peningkatan kompetisi di Asia.

Keberhasilan menjadi Presiden AFC membuatnya empat periode menduduki jabatan tersebut. Lalu apakah dengan statusnya sebagai Presiden AFC akan mempengaruhi keputusan organisasi yang dipimpinnya untuk memproses aduan atau protes dari Indonesia?

Wasit Ahmed Al Kaf asal Oman memimpin pertandingan Bahrain Vs Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia pada Kamis (10/10). Dalam laga yang berlangsung di Stadion Nasional Bahrain, skuad garuda bermain imbang 2-2. Diduga hasil imbang ini merugikan Indonesia karena kepemimpinan wasit yang disebut berat sebelah.

Beberapa keputusan Ahmed yang menguntungkan Bahrain adalah saat Indonesia sudah unggul 1-2 saat pertandingan memasuki injury time atau waktu tambahan. Ahmed memberikan tambahan enam menit. Justru waktu tambahan melebihi enam menit sampai akhirnya pemain Bahrain bisa menyamakan kedudukan di menit ke 90+9. Skor pun akhirnya imbang 2-2.

Para pemain Indonesia juga dianggap banyak melakukan pelanggaran. Hal itu membuat Bahrain mendapat keuntungan mendapatkan tendangan bebas. Gol Bahrain didapat setelah pemain Indonesia dianggap melakukan pelanggaran.

 

Share
Trending Topic