Sisi Lain CEO IBL Junas Miradiarsyah: Jadi Bassist Band Hardcore Stepforward

SEAToday.com, Jakarta – CEO IBL (Indonesian Basketball League) Junas Miradiarsyah ternyata juga seorang musisi. Junas tercatat menjadi pemain bass (bassist) Stepforward, salah satu band hardcore asal Jakarta yang memulai kariernya sejak akhir tahun 1990-an.
Junas bersama ketiga personel Stepforward lainnya yakni Jill Van Diest (vokal), Ricky Siahaan (gitar) dan Fajar Arifan (drum) kerap mamanaskan panggung dengan dentuman lagu-lagu cadas yang memancing stage diving penonton.
Sebenarnya Stepforward sempat vakum selama beberapa tahun karena kesibukan masing-masing personelnya di luar band. Jill sang vokalis dikenal sebagai penyiar radio, Ricky juga aktif sebagai gitaris Seringai dan jurnalis majalah musik, dan Fajar yang juga bagian dari unit Alexa dan gemar berolahraga hingga jadi brand ambassador beberapa produk.
Namun meski memiliki kesibukan, Stepforward tetap eksis sampai sekarang. Beberapa kali mereka tampil di panggung off air dan menjadi pengisi acara festival musik tanah air, salah satunya Syncronize Festival beberapa waktu silam.
Stepforward juga sudah mengeluarkan piringan hitam untuk para fans yang merindukan karya-karyanya. Karena masing-masing personel sibuk bekerja, biasanya Stepforward banyak mengambil tawaran manggun setiap akhr pekan.
Sibuk sebagai musisi Junas sosok yang profesional. Dalam kesehariannya dia menjadi CEO IBL. Memiliki tanggung jawab yang tak mudah namun dia optimis bisa mencapai target-targetnya dengan baik, yakni menjadikan kompetisi basket di Indonesia menjadi salah satu banyak yang terbaik di Asia.
Dalam sesi wawancara beberapa waktu silam di kantor IBL Jakarta, Junas mengenang dirinya sudah mengenal olahraga basket sejak masih kecil. “Saat SD saya udah main sama yg SMP. Kemudian levelnya juga udah ngikutin, jadi buat seumuran saya waktu itu cukup kompetitif.Terus kemudian waktu SMP ya karena level saya udah di situ, waktu itu direkrut sama tim Satria Muda,” kenang Junas.
Kecintaan Junas dengan basket terus-menerus diasah sampai memasuki dunia kerja. Kala itu Junas yang pernah kerja di majalah hingga stasiun radio berkesempatan menjadi manajer tim basket pertamanya yakni Panasia Senatama.
Sejak tahun 2019 Junas menjadi CEO IBL. Junas bersyukur selama lima tahun banyak kemajuan IBL yang berhasil dilakukannya. Terbukti dari indikator pencapaian yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
“Kompetisinya dulu hanya satu setengah bulan, kemudian udah menjadi tiga bulan, sekarang udah menjadi tujuh bulan. Jumlah pesertanya waktu itu hanya sembilan, sekarang sudah empat belas jumlah pertandingannya. Yang itu juga terus setiap tahun bertambah, itu dari sisi produk. Kemudian untuk menjadi daya tarik apa? Ini kita belum bicara dari sisi hiburannya ya. Untuk bisa dinikmati, maka pertandingannya harus menarik kan? Nah kita bikin sedemiikian rupa supaya pemain-pemain Itu juga pemain yang terbaik yang ada,” tutur Junas.
Selama menjadi CEO IBL, Junas menjalani transparansi. Setiap hal di IBL coba dia buka agar diketahui oleh banyak pihak di luar IBL. “Kita di IBL ini prinsipnya transparansi. Jadi banyak yang dulu biasanya tidak dibuka kita coba buka,” tambah Junas.
Walau berhasil sebagai CEO IBL, namun Junas masih memiliki tantangan yang cukup besar. Menurutnya fasilitas basket di banyak daerah di Indonesia belum merata karena hanya di beberapa kota besar saja.
“Tantangan nomor dua adalah dari sisi human resource-nya. Karena ini kan baru. Biasanya yang menyelenggerakan itu kan selalu liga. Nah, sekarang apa yang dilakukan oleh liga dengan format Home and Away ini harus dilakukan oleh seluruh tim. Bayangin tadi 14 tim dengan standarisasi yang sama. Nah, untuk bisa dikeluarkan itu kan knowledge-nya, experience-nya, itu kan harus dibangun. Dan memang perlu waktu. Kita nggak bisa dan kita sadar nggak bisa dalam waktu satu tahun langsung. Dan kita udah pelajarin juga format ini, namanya kita lagi belajar ya, kan kita harus benchmarking waktu itu. Makanya kita ada kerja sama dengan Liga Jepang, nanti kita juga ada beberapa negara kerjasama, kita ada benchmarking supaya bisa belajar apa yang mereka lakukan. Dan yang mereka lakukan itu semuanya memang perlu waktu,”pungkas Junas
Recommended Article
Indonesia National Team
Kevin Diks Aims Win Against China
Indonesian national team defender Kevin Diks is targeting a win over China on June 5.
Indonesia Vs Bahrain: Ole Romeny Goal Keeps Garuda's Chance Alive...
The Indonesian national team maintained its chances of qualifying for the fourth round of the 2026 World Cup Qualifiers after a narrow 1-0 win over Bahrain.
No Mees Hilgers and Sandy Walsh for Indonesia Vs Bahrain?
The Indonesian national team is likely to be without Mees Hilgers in the match against Bahrain in the continuation of the 2026 World Cup Qualifiers
Calvin Verdonk: Indonesia Can Win Against Bahrain
Indonesian national team defender Calvin Verdonk is optimistic that his team can win against Bahrain in the continuation of the 2026 World Cup Qualifiers
Trending Topic
Sport Update
Mohamed Salah Shines as Liverpool Defeats Manchester City 2-0 at...
Mohamed Salah once again proved himself as Liverpool’s key player, scoring one goal and providing an assist in their 2-0 victory over Manchester City at Etihad Stadium on Sunday local time or early Monday (2/24) morning...
PSSI Fires Indonesian U20 National Team Coach Indra Sjafri
PSSI officially relieved Indonesia U20 national team coach Indra Sjafri of his duties.
PSSI to Naturalize Three Players Before Indonesia vs Australia Ma...
PSSI plans to naturalize three diaspora players ahead of Indonesia’s match against Australia in the third round of the 2026 FIFA World Cup Asian qualifiers on March 20.
Ayu Pertiwi Martina Wins 2025 Asia Triathlon Cup Chennai
Indonesian triathlete Ayu Pertiwi Martina clinched victory at the 2025 Asia Triathlon Cup Chennai, India, held on Sunday (2/16).